Polsek Perdagangan Turun Langsung Mendengar Keluhan Petani Jagung, Wujudkan Kepedulian Terhadap Nasib Rakyat Kecil
Polsek Perdagangan Turun Langsung Mendengar Keluhan Petani Jagung, Wujudkan Kepedulian Terhadap Nasib Rakyat Kecil

SIMALUNGUN – Kepedulian mendalam Kepolisian Resort (Polres) Simalungun terhadap nasib petani kembali terwujud melalui kegiatan sambang dan monitoring langsung ke lahan pertanian jagung. Aksi nyata ini menunjukkan komitmen Polri dalam mendengarkan keluhan rakyat kecil dan memahami permasalahan yang dihadapi petani di tengah tantangan cuaca dan harga komoditas yang tidak stabil.
Kepala Polsek Perdagangan, AKP Ibrahim Sopi, S.H., M.H., saat dikonfirmasi pada Kamis (3/7/2025) sekitar pukul 20.36 WIB, menjelaskan bahwa kegiatan sambang dan monitoring tanaman jagung telah dilaksanakan pada Kamis (3/7/2025) mulai pukul 10.00 WIB hingga selesai di lahan tanaman jagung milik Bapak Lois Sinaga, Huta Pasar Nagori Pardomuan Nauli, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari tugas dan fungsi Polri dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat, khususnya petani yang merupakan tulang punggung ketahanan pangan nasional. Kami hadir untuk mendengarkan keluhan mereka secara langsung,” ujar AKP Ibrahim Sopi, S.H., M.H.
Pelaksanaan kegiatan sambang dan monitoring dipimpin langsung oleh Kanit Propam Polsek Perdagangan, Aiptu Edi Susianto, bersama Bhabinkamtibmas Polsek Perdagangan, Aipda Jabidensi Samosir, S.H. Kedua personel ini melakukan kunjungan ke lahan jagung seluas kurang lebih satu hektare yang ditanami dengan benih jagung hibrida Bisi 18 hasil bantuan pemerintah.
Aiptu Edi Susianto menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memantau kondisi tanaman jagung dan mendengarkan keluhan petani secara langsung. “Kami ingin memastikan bahwa program bantuan pemerintah dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat optimal bagi petani. Mendengarkan keluhan mereka adalah langkah awal untuk mencari solusi,” ungkap Aiptu Edi Susianto.
Pemilik lahan, Bapak Lois Sinaga, menyampaikan rasa terima kasihnya atas perhatian yang diberikan pihak kepolisian. Beliau menceritakan berbagai kendala yang dihadapi petani saat ini, terutama masalah hama tanaman jagung dan cuaca yang tidak mendukung. “Kami sangat berterima kasih kepada bapak-bapak polisi yang mau datang langsung ke lahan kami. Jarang sekali ada pejabat yang mau mendengarkan keluhan petani seperti ini,” ucap Bapak Lois Sinaga.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sumber Makmur Tani, Yeremia Siahaan, yang menaungi 25 anggota petani jagung, menyampaikan keluhan serius mengenai kondisi pertanian jagung saat ini. Beliau menjelaskan bahwa petani sedang menghadapi dua masalah utama: serangan hama pada tanaman jagung dan cuaca kering yang berkepanjangan karena hujan tidak kunjung turun.
“Hama pada tanaman jagung sangat mengganggu produktivitas kami. Selain itu, cuaca yang tidak menentu membuat kami kesulitan dalam merawat tanaman. Hujan sudah lama tidak turun, sehingga tanaman kekurangan air,” jelas Yeremia Siahaan.
Masalah yang tidak kalah serius adalah anjloknya harga jagung kering di pasaran. Yeremia Siahaan menyampaikan bahwa saat ini petani hanya bisa menjual jagung kering dengan kadar air 16% seharga Rp 47.000 per kilogram kepada tengkulak atau toke jagung. Harga ini dinilai sangat tidak sebanding dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan petani.
Aipda Jabidensi Samosir, S.H., selaku Bhabinkamtibmas, menyampaikan komitmennya untuk menjembatani keluhan petani kepada pihak terkait. “Kami akan menyampaikan keluhan bapak-bapak petani ini kepada instansi terkait. Semoga ada solusi yang bisa membantu meringankan beban petani, terutama terkait masalah harga jagung yang terus turun,” ucap Aipda Jabidensi Samosir, S.H.
Para petani juga berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian khusus terhadap fluktuasi harga jagung yang sangat merugikan petani. Mereka berharap ada mekanisme stabilisasi harga yang dapat melindungi petani dari ketidakpastian pasar.
Kegiatan sambang dan monitoring ini berlangsung dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan. Para petani merasa tersentuh dengan perhatian yang diberikan pihak kepolisian terhadap nasib mereka. Kegiatan yang berlangsung dalam cuaca cerah ini berhasil membangun komunikasi yang baik antara petani dengan pihak kepolisian.
AKP Ibrahim Sopi, S.H., M.H., menegaskan bahwa kegiatan seperti ini akan terus dilakukan secara rutin untuk memantau kondisi masyarakat, khususnya petani. “Kami berkomitmen untuk terus mendengarkan keluhan masyarakat dan berupaya membantu mencari solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Petani adalah aset bangsa yang harus kita lindungi dan dukung,” pungkas AKP Ibrahim Sopi, S.H., M.H.